Kamis, 26 November 2009

Pembebasan

Salah satu pertanyaan terbesar di dimensi ruang dan waktu yang didiami oleh umat manusia adalah identitas. Sebuah problema dilematis yang melahirkan pertanyaan: siapa kamu?, siapa aku, di matamu?

representasi topeng selalu menyiratkan asumsi bahwa manusia tersebut memiliki wajah yang asali dan bersifat ‘jati’ sebagai perlambang identitas esensial (the unique being) yang sering disebut sebagai jati diri.

Pertanyaannya, apakah manusia memang memiliki wajah? Ataukah ia memang tidak memiliki wajah sehingga –tidak bisa tidak- akan selalu mengenakan topeng..
Mengenakan topeng atau tidak bukan menjadi permasalahan yang urgent.. yang menjadi permasalahan adalah ketika topeng tersebut dikenakan terlalu erat.. menempel kuat…membuat sesak dan sulit bernafas, tapi di sisi lain mempesonakan, sehingga menjadi (seperti yang anda katakan ) berhala ilusif yang merampas kesejatian dan cenderung merampat papankan perbedaan dalam identitas.
Menjadi institusi-institusi imperatif territorial yang tak kasat mata..

Disinilah letak perlunya pembebasan dari hal-hal yang menginstitusi dirinya…

Disinilah –meminjam istilah Adorno- obyek sebagai non-identitas berperan..

bukan untuk menghancurkan topeng dan berhala.. tetapi sebagai penyeimbang momen sirkular keberulangan abadi, yang walaupun absurd tetap harus diterima sebagai konsekuensi dari hidup itu sendiri..

sebagai obyek yang melonggarkan topeng agar tak lagi menjadi berhala….

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ada nggak sebuah topeng pembebasan?? ahahaha

Posting Komentar